magic academy (semuanya bermula dari sini 3)



Keluargaku dan keluarga tyara memang dekat. Keluarga tyara menganggap keluargaku sebagai keluarga mereka juga begitupun sebaliknya. Kalau keluargaku dengan keluarga milan tidak begitu dekat, tapi dia sangat dekat dengan kakakku.

ah sepertinya milan datang kesini.
"vrey hiks"milan mengucapkannya dengan isakan
dia memeluk kami. Rasanya sangat nyaman 'hangat' itu yang ku rasakan. Andai aku bisa terus seperti ini aku bisa merasakan kehangatan. Sahabatku tetaplah di sisiku dan aku juga akan terus berada di sisimu. 
Walaupun aku melihat keluargaku tergeletak tak bernyawa aku berusaha untuk tak menangis dan memendam rasa sakit yang teramat dalam, karena aku tau kalau aku menangis aku hanya akan mengganggu istirahat mereka di surga dan membuat sahabatku makin bersedih jadi aku mencoba menghadapi kenyataan.

Setelah acara berpelukannya selesai mereka berhenti menangis tapi masih dengan muka bersedih mereka.

"vrey menangislah disini lalu lupakan semua itu" tyara angkat suara meskipun ia tau kalau aku takkan pernah bisa melupakan ini
"vrey aku turut berduka tapi tak baik kalau dipendam menangislah disini bersama kami lalu lupakan"
milan mulai membujukku untuk mengeluarkan sakit yang kupendam tapi aku hanya tersenyum pahit.
"aku hanya bisa menghadapi kenyataan" kataku walaupun aku ingin sekali membunuh pelakunya tapi aku tau itu takkan terjadi.
"tidak vrey kau harus membalasnya" tyara membuatku makin ingin membunuh pelakunya.
"kau bisa melakukan sesuatu kalau kau punya keinginan!" sahut milan.
aku mulai keluar rumah tyara angin malam menggelitikku aku menghembuskan nafas tersenyum dan berkata "ibu ayah kakak aku disini aku akan membalasnya aku bisa pasti bisa"
ternyata tyara dan vrey mengikutiku.
"ya kau bisa" sahut mereka dengan kompak.
"ya pasti aku bisa karena aku vrey"aku berkata dengan senyuman tipis.

"maaf apa ini dik vrey"ada polisi yang sepertinya berbicara denganku.
"ya saya vrey ada apa?" aku bertanya pada polisi tadi.
"maaf dik vrey boleh ke sana sebentar" dia menunjuk sebuah mobil yang bagasinya terbuka dan ada satu polisi di sana.
"ya tentu saja"  aku menjawab aku mulai mengikuti ke mana polisi itu membawaku. Aku sampai di mobil yang bagasinya terbuka, polisi tadi memberikan sepucuk surat.
"bukalah" kata polisi tadi, akupun membuka surat yang terlipat tadi.

to:vrey

vrey kalau kamu sedang membaca ini berarti ayah sudah tidak ada ayah tau kalau kamu sedih tapi percayalah suatu hari nanti kita akan bersama kembali di surga untuk seterusnya kamu akan bersekolah di magic academy surat ini berada di satu map yang sama dengan surat penerimaan siswa magic academy di sana kau masuk asrama jadi ayah sudah menyerahkan rumah ke tate vivi jadi kau akan memulai hidup baru di asrama

salam hangat ayah. 

                                                                                                                   from:ayah

tak terasa air mataku menggenang, ayolah vrey jangan menangis.
"ini dari ayah" tanyaku kepada polisi tadi.
"ya ayahmu menaruh secarik kertas yang meminta untuk memberikan surat ini padamu" jelasnya.
tapi aku bingung mengapa sudah ada surat penerimaan siswa kan aku belum tes.
"dan kau tahu dik ayahmu adalah teman lama saya dia sering membantu saya dia orang yang baik"
aku tersenyum tipis.
"besok kamu akan berangkat ke magic academy aku yang akan mengantarmu"dia berkata sambil tersenyum, aku mengangguk dan dia mempersilahkanku pergi dengan membawa surat tadi


***bersambung***


yo minna apa kabar, sebenernya isi suratnya gak terlalu penting sih tapi aku juga nulisnya dari 'oh iya' dan 'ahaa'ku jadi tiba tiba ada ide ehehe

kaoritsurayaelyazuha
💝
| Tidak ada komentar

Magic academy (semuanya bermula dari sini2)

Vrey pov

aku tak bisa berkata apa-apa seakan akan lidahku kaku. semuanya begitu menyakitkan bagaikan pedang yang menghunus hatiku. semunya pergi dan meninggalkanku sendiri ini sangat menyakitkan lebih menyakitkan dari yang kalian pikirkan.apa aku akan berakhir seperti ayah,ibu, dan kakak?.
tapi aku tidak boleh berakhir tragis seperti itu.lantas aku akan hidup bersama siapa.keluargaku sudah pergi meninggalkanku mereka pasti berharap padaku.apa  yang akan kulakukan sekarang menjerit minta tolong tapi itu semua sudah terlambat ya semua sudah terlambat harapanku hancur berkeping keping.tapi apakah akan ada seseorang yang akan membantuku merangkai kepingan itu kembali.kurasa tidak.karena mana mungkin ada orang yang akan menjulurkan tangannya sepenuh hati kepadaku.tak mungkin tak mungkin sekalipun itu ada pasti hanya bunga tidur karena tak mungkin.tapi bukannya aku mempunyai dua orang sahabat yang setia padaku yang akan menjulurkan tangannya padaku setiap saat yang akan menghiburku dikala aku sedih yang akan menjadi tamengku.ya aku mempunyai sahabat yang berharga yang tak semua orang miliki.sekarangaku mempunyai alasan untuk hidup ya alasanku hidup adalah mereka mereka adalah sahabatku.


samar samar aku tersenyum ke arah sahabatku yang sedang menatapku khawatir.
"ada apa vrey?" dia bertanya padaku .
"hiks tak apa"kataku berusaha menghilangkan tangisanku.
"kau tenang dulu lalu katakan apa yang terjadi"dia lagi lagi mencoba menenangkanku.

"hiks apa kau tahu apa alasanku sekarang untuk hidup"tanyakua
"emmm..aku tak tahu"
"itu karena kelurgaku yang sudah di surga dan kalian sahabatku"jawabku
"kkeluargamu ada di surga.."dia berkata dengan mata yang berkaca kaca
"kenapa mereka pergi mengapa hiks"suara isakan mulai terdengar dan dia memelukku


***bersambung***

kenapa aku kalo tulis pendek pendek ya? akupun tak tau  hehehe
see you in the next chapter muacch

kaoritsurayaelyazuha

💝

| Tidak ada komentar

Magic academy (semuanya bermula dari sini)

Vrey Pov
Menyaksikan kematian orang-orang yang kita sayangi dihari yang seharusnya memakan kue dan meniup lilin. Di depan mata tak terbayangkan berapa air mata yang kita keluarkan. Itu yang terjadi padaku sekarang tak ada yang bisa kulakukan, menghidupkan orang yang mati itu mustahil. Aku hanya menatap orang yang membunuh keluargaku.menatap penuh kebencian layaknya ingin membalas semua ini. Tapi apa dayaku yang hanya bisa menatapnya, dia tertawa kejam lalu pergi, aku sudah tak tahan semua ini... uugh mengapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat pada gadis yang baru menginjak umur ke 10 ini. Aku keluar rumah sambil berteriak minta tolong, akhirnya tetanggaku bermunculan dengan muka khawatir mereka mengenal baik diriku dan juga keluargaku, mereka menatapku dengan penuh tanda tanya.

"tolooong hiks tolong"  jeritku tak tertahankan sambil menunjuk pintu depan rumah.

"kamu tenangkan vrey dulu aku masuk ke dalam"sahut temanku yang bernama milan.

"vrey tenang vrey kamu kenapa menangislah sepuasnya aku disini untukmu" Tyara mencoba menenangkanku tyara dan milan adalah temanku mereka sangat baik padaku.

"hiks hiks" terdengar sura isakan yang ternyata itu adalah suara Milan dia berlari kearahku dan Tyara.

"Tyara aku hiks hiks panggil poli hiks polisi dulu" sahut Tyara dengan penuh isakan dan dia mulai berlari kerumahnya untuk melepon polisi.

Para tetangga dan polisi pun tiba polisi pun tiba, mereka  mentapku iba.

"dik vrey bersabarlah ini cobaan" seorang pria berseragam polisi mencoba menenangkanku.
Tyara menatapku penuh tanda tanya dia mengajak polisi berbicara empat mata.

Tyara pov
Aku mengajak bicara polisi tadi empat mata, aku tiba di depan rumahku yang berhadapan dengan rumah Vrey.

"ada apa pak kenapa temanku menangis?" tanyaku.

"itu....."

"pak herman tolong bantu evakuasi mayat mayatnya"sahut pria yang sepertinya teman kerja pak polisi tadi.

"baik" pak polisi  meninggalkanku.

"Tunggu apa tadi pria itu bilang 'mayat'"
"sebenarnya apa yang terjadi?... 
jangan-jangan... aah tak boleh berfikir negative....tapi kalau benar terjadi". 
"hush hush wahai pikiran negative pergilah"
"ya sudah aku mau tenangkan vrey dulu kasihan dia tapi aku masih penasaran dan tak baik menyakan hal ini kepada orang yang sedang bersedih.akupun menghampiri vrey dan mecoba menenangkan nya"

"Vrey masuk ke dalam rumahku dulu yuk" ajakku ke dalam rumah.

Aku dan vrey masuk ke dalam rumahku, aku mnyuguhkannya air putih.

"Vrey minum dulu sehabis minum bicarakan baik-baik"ujarku

Dia meminum habis air putih tadi lalu dia mulai angkat suara.

"ibu hiks hiks ayah kakak hiks" aku kebingungan dengan apa yang terjadi....

***bersambung***

 
yo minna ini cerita tentang seorang gadis bernama vrey kehilangan keluarganya pada hari ulang tahunnya dan dia mendapat surat yang ditunjukkan padanya seperti apa suratnya ..

see you in the next chapter

kaori tsuraya.

💝
| Tidak ada komentar
Copyright © 2014. my blog